Perancang Amunisi Terbaik Bangsa di Era Kekinian


Perang saudara seringkali terjadi di setiap rumah.


Bersyukurlah kalian jika masih bisa menikmati hal semacam itu, bisa saja air mata yang menetes dari sebuah perkelahian antara anggota keluarga menjadi lem yang menguatkan hubungan kekeluargaan.

Bagaimana mungkin sebuah perkelahian bisa menjadi sebuah perekat antara sesama anggota keluarga?

Dalam praktiknya ibu tidak menggunakan tangan dalam memisahkan dua anak yang sedang berkelahi melainkan amunisi yang keluar dari bibir sang ibu.

Sangat mengerikan jika dibayangkan bukan.

Setiap ibu berbeda-beda dalam menghadapi itu semua tergantung dengan latar belakang sang ibu.

Keluarga yang latar belakangnya hidup dengan kemewahan pastilah akan bersyukur dan selalu optimis akan keberadaan masa depan yang cerah. 

Tidak terkecuali orang yang latar belakangnya di bawah rata-rata.

Ada banyak alasan mengapa Tuhan memberikan anugerah  yang mungkin dianggap manusia sebagai kutukan yang mengerikan. Jadi setiap manusia haruslah bersyukur kepada sang pencipta atas dunia dan seisinya.

Tenaga pengajar pertama bagi anak adalah orangtua. 

Secara tidak langsung orangtua memberikan bekal yang berguna melebihi nilai rata-rata SNMPTN.

Bekal yang seperti apa ndan?

Bekal ilmu yang berupa akhlak.

Akhlak merupakan Induk dari semua ilmu.

Akhlak adalah tingkah laku baik seseorang dalam menjalani kehidupan.

Jika seorang anak sudah mengenali akhlak dan dalam praktiknya juga baik maka  ilmu yang datang akan mudah untuk diserap oleh sang anak. Anak akan paham bagaimana adab dalam meunutut ilmu dan menggukan ilmu untuk tujuan masa depan yang cerah.

Pelajaran kedua yang dipersembahkan kepada sang buah hati adalah pelajaran sejarah.
Oragtua menyajikannya dalam betuk cerita tanpa titik koma.

Materinya juga menyenangkan bahkan lebih meyenangkan dari materi yang diasajikan oleh buku sejarah di sekolah.

Para orangtua akan mengajarinya dan menceritakan bagaimana pahitnya kehidupan masa lalu yang ia jalani. Karena manis pahitnya kehidupan sudah mereka rasakan.

Orangtua yang seperti ini merupakan orangtua yag peduli dengan kelangsungan  si buah hati kelak di masa depan.

Ada banyak tantangan yang akan berhadapan langsung dengan orangtua.


Sebut saja Era kekinian.

Era kekinian? Bagaimana cara kerjanya bos?

Sebagai contoh kecil saja adalah yang sedang anda lakukan sekarang. Yaitu mengakses blog baru saya.

Bagi anak yang sadar akan kelebihan dari era kekinian mereka akan membuat sebuah  karya yang berguna entah itu berguna untuk dunia ataupan akhirat.

Yang berperan aktif dalam peraktik era kekinian adalah teknologi, salah satunya adalah gadget atau smartphone.

Adapun orangtua yang cerdas, meraka akan selalu memonitor sang buah hati dalam penggunaan teknologi.  Mereka akan mengajari dan mengarahkan sang buah hati bagaimana cara menggunakan teknologi agar berguna bagi kelangsungan hidup.

Lalu bagaimana dengan orangtua yang kekinian?

Di trend kekinian banyak para orangtua tidak terlalu risau dengan masa depan sang buah hati. Buktinya saja para orangtua membebaskan anaknya dalam mengakses aplikasi yang tidak bermutu. Bahkan orangtualah yang lebih aktif daripada anaknya.

Mungkin masa kecil orangtua seperti itu kurang bahagia.

Akan tetapi teknologi tidak berlaku untuk kalangan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Karena teknologi itu mahal bung.

Anggap saja itu sebagai keberuntungan orangtua karena tidak merasakan seberapa mengerikannya teknologi bagi anak. Disinilah orangtua bertindak dengan mengalihkan perhatian sang anak untuk belajar lebih disiplin.

Kebetulan saya punya teman yang kondisi keluarganya kurang baik, dimana sang ayah tidak pernah merasakan nikmatnya bangku sekolah.

Entah mengapa sebuah pertanyaan yang terlontar begitu saja dari bibir yang berdosa ini.

“Apa yang diberikan oleh ayah mu untuk bekal masa depan mu sedangkan ayahmu dulu tidak pernah merasakan manis pahit  suasana sekolah dan keluarga kalian hidup di bawah garis kemiskinan?”.

Tanpa pikir pajang dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, ia menjawab dengan nada rendah.

“Jangan pulang pada waktu magrib atau lewat dari jam itu. Itu adalah kalimat yang saya terima sebelum keluar rumah untuk beraktivitas”. Kata teman saya.

Seketika hati tertegun mendengar kalimat yang dilontarkannnya tersebut.

Tapi mengapa semakin tua bumi semakin  banyak pula dijumpai para remaja yang berkeluyuran hingga larut malam?

Sekarang kita berbicara mengenai pendidikan karakter.

Inilah pendidikan yang sedang gencar diterapkan oleh pemerintah.

Kita patut bersyukur karena pemerintah selalu berupaya untuk membenahi kualitas generasi muda.

Salah satu upaya pemerintah adalah dengan cara menjadi sahabat bagi keluarga. Saudara bisa mengaksesnya lewat  sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id 

Apakah upaya pemerintah membuahkan hasil yang berarti?

Kalau saudara mau tahu jawabannya lihat saja di daerah saudara. Bagimana? Apakah menunjukan hasil positif?

Jika hasilnyapun masih negatif maka pemerintah harus sadar akan pentingnya keluarga bagi generasi muda.

Toh orangtualah yang memberikan pendidikan  karakter kepada sang anak.
Bagimana jika orangtua minim pengetahuan tentang pendidikan karakter bagi si buah hati?

Atau Mungkin orangtua kurang tepat dalam menggunakan kurikulum dirumah.

Terlebih lagi retaknya hubungan antara anggota keluarga.

Bahkan marak terjadi kekerasan anak dibawah umur oleh orangtuanya sendiri.

Kadangkala ada saja orangtua yang memaksakan kehedaknya bagi masa depan anak tanpa melihat bagaimana kemampuan dan perkembangan sang anak.

Pada titik inilah pemerintah dibutuhkan.

Pemerintah harus membuat program bagi para orangtua agar tepat dalam mendidik anak dari usia sedini mungkin.

Bukan hanya program belaka tetapi negara ini membuhukan tindakan yang jelas dalam arti yang sebenar-benarnya.

Jika hal tersebut terlambat disadari maka mental sang anaklah yang akan menjadi korban.


Sang anak akan sulit mengenali diri mereka sendiri bahkan sulit untuk menentukan arah tujuan masa depan mereka.
Apakah anak berhak untuk menetunkan arah kemudinya sendiri?

Apakah orangtua berhak untuk menentukan bagaimana masa depan sang buah hati?

Jawabannya sangat berhak

Lagi-lagi peran orangtua sangat mendominasi dalam perkembangan sang pewaris tahta.

Salah satu ciri orangtua yang peduli adalah orangtua yang cerewet pada anaknya.

Dari sudut pandang anak, kecerewetan ibu bagaikan tembok yang sulit untuk dibobol.

Bukan hanya pemerintah yang harus bertindak, melainkan tenaga pengajar atau guru yang berada di sekolah.

Di sisi lain sekolah tidak terlalu jauh dalam mendidik karakter siswa.

Tapi kita harus memberikan apresiasi yang tinggi bagi oragnisasi yang ada di sekolah. Di dalam organisasi seperti pramuka lebih banyak mengajarkan pendidikan karakter yang tinggi dan mendidik siswa dalam meraih mental baja.


Bahkan pemerintah sudah membuat Undang-undang bagaimana pentingnya pramuka untuk mendidik karakter anak.

Orangtua yang sadar akan keberadaan organisasi seperti  ini, mereka tidak akan melarang sang anak untuk bergabung bergabung bahkan mereka akan mendukung penuh.

Bukan hanya organisasi pramuka saja yang ada  di sekolah, tapi sekolah masih punya amunisi untuk melahirkan generasi emas.

Bimbingan Konseling atau sering disingkat dengan BK.

Dengan adanya guru BK, orangtua bisa berperan aktif dalam mengawasi perkembangan anak mereka disekolah.

Pada dasarnya guru BK merupakan teman ngobrol terbaik setelah orangtua atau keluarga di rumah.


Bukankah tempat  kita kembali dan mengadu keluh kesah adalah keluarga?

Apapun jenis ilmunya jika diiringi dengan akhlak mulia pastilah itu semua akan  menjadi sebuah amunisi dan bekal bagi kehidupan bangsa dan negara khususnya bagi orangtua.

#sahabatkeluarga

Komentar

Postingan Populer