Malapetaka Pertanyaan

Terlintas pertanyan yang mungkin bisa megubah segalanya, bahkan bisa merubah masa lalu yang kelam akan tetapi hal tersebut selalu disia-siakan. Pertanyaan barupun, "bagaimana mungkin saya bisa melupakan apa yang seharusnya tidak boleh dilupakan?". Penyesalan tiada guna, mengingat tiada hasil dan mengeluh semakin memperburuk.

Penyesalan tiada guna, penyesalan hanya menghasilkan buah berkulit durian, berbau reflesia dan mempunyai rasa sepahit brotowali. Sudah sangat paham buat yang dihasilakannya tapi masih selalu terjebak dalam pusaran penyesalan. Dan pertanyyaan baru muncul walaupun tiada guna,"apa yang membelenggu diri sehingga terjebak dalam pusaran Penyesalan?". Dengan pertayaan yang selalu di genggam dan usaha yang selalu kokoh berdiri dan dengan keyakinan yang tiada batas dan rasa syukur yang mulia sedikit demi sedikit pusaran penyesalan bisa dilawan dengan pusaran keyakinan.

Mengingat tiada hasil, semakin dalam berfikir mlahan semakin terjebak dalam kegelapan yang membutakan mata bahkan bisa membutakan hati. Ingin rasanya melupakan segalanya, bahkan melupakan semua jejak yang selama ini mengantarkan diri sampai sejauh kaki melangkah. Sejenak merenung untuk melajutkan perjalanan yang semakin dalam dengan hasil dibawah 0% atau melupa yang berbuah penyesalan. Pilihan yang mudah tapi berbuah pahit dan berdampak pada jajak yang akan ditinggalkan.

Mengeluh semakin memperburuk, sia-sia sudah semua usaha jika jika di jejaki dengan eluhan yang tiada arti. Hasil yang diharapkanpun perlahan mengeruh seiring dengan terbentuknya jejak yang akan ditinggal. Jika boleh menyesali jejak yang sudah ditinggal mungkin setiap langkah akan berubah menjadi sia-sia.